ولدتك امك يابن ادم باكياً والناس حولك يضحكون سرورا ... فجهد لنفسك ان تكون اذا بكو في يوم موتك ضاحكاً مسرورا
"Wahai Anak Adam (Manusia) Ketika engkau dilahirkan dari perut ibumu Engkau menangis dan Orang-orang disekelilingmu tersenyum bahagia, Maka bersungguh-sungguhlah ketika mereka menangis saat engkau meninggal nanti, dirimu dalam keadaan tersenyum bahagia menghadap sang pencipta."
Manusia yang baik menurut kata mutiara tersebut adalah ketika manusia dilahirkan ke dunia dalam keadaan menangis karena harus menjalani ujian cobaan kehidupan dilahirkan ke dunia, sedangkan orang - orang disekelilingnya tersenyum bahagia karena bayi yang diharapkan telah lahir dengan selamat bayi harapan bagi orang tuanya serta sebagai penerus keturunanya. sedangkan pada saat bayi tersebut menjadi dewasa kemudian tua dan meninggal dalam keadaan banyak amal baiknya terhadap ummat manusia sehingga banyak manusia menyesali kepergianya. namun hal sebaliknya justru manusia tadi tersenyum bahagia karena diperlihatkan tempatya di akhirat yang indah dengan taman taman dan bidadari surga disekelilingnya sebagai balasan atas amal baiknya.
Saya pertama kali mendengar kata mutiara dari KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) saat memberikan tausiahnya di karang bener Bae Kudus. Menyiratkan pesan bahwa arti yang sebenarnya kehidupan kita didunia ini hanyalah sementara, hitungan waktunya adalah sekedar "mampir ngombe" sekedar berhenti sejenak untuk Minum. begitu singkatnya jangka waktu kehidupan kita, sehingga diibaratkan berhenti sejenak untuk minum. tanpa terasa umur kita telah dewasa, tanpa terasa kita telah menikah, serasa baru kemaren kita menikah sekarang sudah mempunyai anak istri, beranjaklah untuk meluangkan waktu mengenang masa-masa muda kita rasanya baru saja kita alami namun sekarang kita sudah cukup tua untuk mengenangnya.
Kehidupan terus berlalu dan saatnya kita akan semakin bertambah umur dan tibalah giliran kita nantinya mengalami menghadap sang pencipta. dari nasehat diatas kita diberikan pesan bahwa saat kita ditangisi manusia karena menghadap sang pencipta. sebaliknya justru kita tersenyum bahagia.
Nasehat tersebut mengisyaratkan kehidupan di dunia selayaknya diisi dengan hal-hal yang memberikan manfaat seluas luasnya bagi kemanfaatan umat manusia, semampu dan sekuat tenaga kita dan melalui bekal tersebut akan memberikan pahala bagi kita. pada saat menghadap sang pencipta manusia diberikan semua gambaran balasan atas amal baik dan buruknya. Apabila amalnya lebih banyak buruknya malaikat izrail memberikan gambaran tempat yang menyeramkan dengan api, wajah buruk mengerikan serta tempat jeleknya kelak di alam kubur, Orang yang meninggal tadi akan kaget dan ketakutan tersirat dalam raut wajahnya saat meninggal. sedangkan orang yang kehidupanya penuh dengan amal baik oleh malaikat izrail diberikan gambaran mengenai balasan amalnya. Tempat tinggal yang indah, taman - taman surga, bidadari-bidadari berkeliling. orang dengan amal baik tersenyum bahagia dalam raut wajahnya saat meninggal menghadap sang pencipta. Meskipun sekelilingnya manusia - manusia keluarga, teman, ummat yang ditinggalkan merasa kehilangan menangis tersedu-sedu.
Mulai sekarang marilah kita mengingat kematian yang menunggu,
berbuat baik dan memberikan arti bagi kehidupan.
Nasehat tersebut mengisyaratkan kehidupan di dunia selayaknya diisi dengan hal-hal yang memberikan manfaat seluas luasnya bagi kemanfaatan umat manusia, semampu dan sekuat tenaga kita dan melalui bekal tersebut akan memberikan pahala bagi kita. pada saat menghadap sang pencipta manusia diberikan semua gambaran balasan atas amal baik dan buruknya. Apabila amalnya lebih banyak buruknya malaikat izrail memberikan gambaran tempat yang menyeramkan dengan api, wajah buruk mengerikan serta tempat jeleknya kelak di alam kubur, Orang yang meninggal tadi akan kaget dan ketakutan tersirat dalam raut wajahnya saat meninggal. sedangkan orang yang kehidupanya penuh dengan amal baik oleh malaikat izrail diberikan gambaran mengenai balasan amalnya. Tempat tinggal yang indah, taman - taman surga, bidadari-bidadari berkeliling. orang dengan amal baik tersenyum bahagia dalam raut wajahnya saat meninggal menghadap sang pencipta. Meskipun sekelilingnya manusia - manusia keluarga, teman, ummat yang ditinggalkan merasa kehilangan menangis tersedu-sedu.
Mulai sekarang marilah kita mengingat kematian yang menunggu,
berbuat baik dan memberikan arti bagi kehidupan.
Foto Al Hafidz Abul Hasan Muhyiddin Al Kurdi rahimahullah diadaptasi dari kajian islam.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar